peninggalan sejarah Kota Surakarta















Keraton Surakarta

Di kawasan Laweyan, terdapat sebilangan kampung, masuk Kampung Laweyan, Tegalsari, Tegalayu,Tegalrejo, Sondakan, Batikan, dan Jongke, dengan banyak penduduknya merupakan pedagang sejak dari dahulu lagi sehingga sekarang. Di sinilah tempat penubuhan sarekat dagang islam, persatuan perdagangan yang pertama di indonesia, peniaga batik.Bekas kejayaan para pedagang batik tempo doeloe ini biasanya dapat dilihat daripada peninggalan rumah mewah mereka.Di kawasan ini, mereka memang menunjukkan kejayaan masing-masing dengan berlomba membina rumah-rumah besar yang mewah dengan gaya cantik.

Kawasan Laweyan dilayani oleh Jalan Dr Rajiman di pusat Keraton Kasunanan Surakarta, bekas Keraton Mataram di Kartasura. Dari Jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok-tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu-pintu gerbang kayu yang besar yang disebut regol. Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang pudar, tetapi apabila regol dibuka, barulah nampak bangunan rumah besar dengangaya seni bina yang indah. Rumah-rumah ini biasanya terdiri daripada sebuah bangunan utama di tengah, bangunan-bangunan sayap di kiri kanannya, dan bangunan tambahan di belakangnya, serta juga halaman depan yang luas.

Dengan bentuk seni bina, kemewahan bahan binaan, dan keindahan hiasannya, para raja batik zaman dahulu seolah-olah hendak menunjukkan kemampuan mereka untuk membina istana masing-masing, meskipun pada skala yang lebih kecil. Salah satu contoh yang biasa dilihat ialah rumah besar bekas saudagar batik yang terletak di tepi Jalan Dr Rajiman yang sekarang dibeli oleh Nina 'Akbar Tanjung', diubah elok dan dijadikan Tempat Penginapan Roemahkoe yang dilengkapi restoran Lestari.

Tapi di sinilah uniknya. Menelusuri lorong-lorong sempit di antara tembok tinggi rumah-rumah kuno ini sangat mengasyikkan. Kita seolah berjalan di antara monumen sejarah kejayaan pedagang batik tempo doeloe.

Pola lorong-lorong sempit yang diapit tembok rumah gedongan yang tinggi semacam ini juga terdapat di kawasan Kauman, Kemlayan, dan Pasar Kliwon (di Yogyakarta, biasa ditemukan di Kotagede).

Salah satu keunikan rumah-rumah Laweyan adalah bahwa meskipun wujudnya percampuran budaya tetapi dari denah dasar masih tetap menggunakan sistem pengezonan rumah Jawa asli.